Garisatu.com – Hubungan antara China dan Amerika ini memang kian tidak baik yang disebabkan oleh beberapa hal. Pasalnya, perang dagang Amerika Serikat dengan China bakal berkobar lagi karena Amerika Serikat (AS) menambah perusahaan China yang masuk dalam daftar hitam.

Ini merupakan ketiga kalinya pemerintah AS memasukkan sejumlah perusahaan asal China ke dalam daftar hitam.
Daftar Hitam Amerika Serikat
Sebelumnya, secara total terdapat 37 entitias perusahaan yang juga dimasukkan ke dalam daftar hitam karena terlibat indikasi penerapan kerja paksa terhadap etnik Uighur dan minoritas lain.

Tidak hanya itu, ketegangan antara hubungan China dan Amerika juga memicu ketakutan Perang Dunia 3 di wilayah Laut China Selatan.
Beijing telah meluncurkan rudal jarak menengah ke Laut China Selatan sebagai peringatan keras kepada Amerika Serikat (AS), pada Rabu (26/8/2020).

Melansir Express pada Jumat (28/8/2020), tembakan rudal itu dilakukan China sehari setelah China mengatakan pesawat mata-mata U-2 AS memasuki zona larangan terbang tanpa izin.
Sebuah sumber yang dekat dengan militer China diketahui telah memberi tahu media lokal bahwa peluncuran rudal itu dimaksudkan untuk mengirim peringatan ke AS.
Rudal tersebut diluncurkan menuju Kepulauan Paracel dan tenggara provinsi Hainan di selatan daratan Cina.

Perselisihan antara dua negara ini membuat perusahaan Amerika Serikat di China semakin khawatir bahwa dua ekonomi terbesar di dunia ini akan berlarut-larut selama bertahun-tahun.
Sengketa perdagangan antara AS dan China juga menjadi salah satu penyebab Trump memblokir aplikasi TikTok dan juga WeChat di Amerika Serikat.
Departemen Perdagangan AS mengumumkan blokir terhadap sejumlah aplikasi rakitan China pada akhir pekan lalu; melarang masyarakat AS mengunduh aplikasi WeChat dan TikTok mulai Minggu (20/9/2020).

Larangan itu berlandaskan alasan politik, menurut TikTok dan ByteDance. “Larangan itu akan melanggar hak Amandemen Pertama kami,” itulah bunyi protes TikTok dalam pengaduannya ke pengadilan.
Baik ByteDance maupun TikTok tengah berusaha melawan keputusan Trump itu. Pengajuan itu menyebut, “(TikTok dan ByteDance mengupayakan membatalkan perintah larangan secara sementara dan permanen.”
Sebab, jika tidak, bisnis TikTok di AS akan benar-benar terguncang karena larangan tersebut. Asal tahu saja, TikTok punya lebih dari 100 juta pengguna di AS.